Agenda ADB Mission di Kota Ambon, terdiri dari rapat koordinasi di Kantor BWS Maluku, Kunjungan lokasi pekerjaan ke CW4B dan CW4A, lokasi Disposal Area, orang terkena dampak, rapat koordinasi di Kantor Bappeda Provinsi Maluku, dan dilanjutkan dengan kunjungan ke lokasi rumah longsor di lokasi parapet hulu dan kunjungan ke KMSB.
Rapat Koordinasi di BWS Maluku
Rapat koordinasi di Kantor BWS Maluku, dimulai pukul 10.00 WIT, di ruang rapat Siwalima. Pertemuan diikuti oleh peserta dari BWS Maluku dari PJSA, PSDA dan Kepala Balai, Kejaksaan tinggi Provinsi Maluku, Pengadilan negeri Kota Ambon, Tim ADB, CS01 Jakarta dan Ambon, CS02, CS06 dari Pemda, konsultan pengembangan program FFEWS (G1B3/CS11).
Agenda pertemuan terdiri dari penyampaian progress pekerjaan CW4B, tanah di CW4B yang sudah dibebaskan tapi belum direlokasi, warga terkena dampak selama pekerjaan konstruksi, serta progres implementasi G1B3 FFEWS.
Pembukaan dipandu oleh PPK Tanah, sambutaan pembukaan oleh Kepala BWS Maluku, yang didampingi perwakilan dari Kejaksaan Tinggi dan tim ADB. Setelah sambutan pembukaan, diskusi langsung dilanjutkan dengan isu utama yaitu adanya dua bidang tanah di CW4B yang dalam proses sengketa di Pengadilan Negeri Kota Ambon. Jaksa dari Kejati Provinsi Maluku yang memberikan pendampingan pada pekerjaan konstruksi CW4B menyampaikan opsi penyelesaian sambil menunggu proses pengadilan selesai, yaitu penghuni 8 rumah disewakan rumah sampai proses pengadilan selesai dan keputusan in kracht. Prosesnya, kedua pihak yang bersengketa, harus diundang, diberikan penjelasan tentang pentingnya pembangunan CW4B, serta dijelaskan bahwa pemberian uang untuk biaya kontrak rumah bukan berarti menjadi pemenang, melainkan agar pekerjaan berjalan.

Presentasi pekerjaan konstruksi disampaikan oleh Basins Coordinator CS01 di Kota Ambon, yang menyampaikan bahwa progres fisik CW4B sampai akhir Juli mencapai 76,08%. Beberapa pekerjaan yang masih berlangsung diantaranya tembok parapet hulu yang sebagian besar sudah selesai, tinggal 62 meter lagi dari 1.120 meter di kiri dan kanan. Parapet wall berfungsi dengan baik, yang bisa dibuktikan dengan air tidak meluber ke permukiman penduduk pada saat hujan deras dengan debit air tinggi. Pekerjaan lain yang sudah selesai adalah retaining wall kanan yang sudah selesai dari sayap cek dam sampai lokasi drop structure. Di Juli 2023, yang intensif dikerjakan adalah pemasangan angkur di secant pile. Pekerjaan cek dam dihentikan dari Mei dan belum dimulai lagi, selain karena hujan, juga masih ada bangunan di retaining wall kiri.
Tim ADB menyampaikan pertanyaan kepada kontraktor tentang adanya rumah longsor di misi ADB bulan September 2022, apakah sudah diperbaiki, rupanya belum. ADB minta rumah segera diperbaiki sebelum pekerjaan selesai. Kalau belum diperbaiki, tagihan bisa ditahan untuk tidak dibayar lebih dulu. Jadi tidak bisa menunggu setelah PHO baru diperbaiki.
Setelah istirahat dan makan siang, rapat koordinasi dimulai lagi dengan agenda pelaksanaan paket G1B3 atau CS11 yang ditandatangani pada 26 Juni 2026. Penjelasan belum banyak karena kontrak baru berjalan sebulan dan dalam proses request for NOL.
Kontraktor/konsultan bisa menggunakan data survey topografi yang ada di CS01. Dalam kesempatan tersebut diingatkan kembali terkait pentingnya pengarusutamaan GESI dalam FRMP dan sinergisitas dengan serta sinkronisasi dengan FRMP yang sudah dibuat oleh pemerintah daerah Kota Ambon.
Selanjutnya memberi apresiasi kepada BWS Maluku terkait keterlibatan perempuan yang mencpai 39% dalam acara konsultasi public FRMP dalam perspektif GESI. Di samping itu diingatkan kembali pelatihan EWS untuk staf dan masyarakat yang akan dilakukan kontraktor melibatkan perempuan sebanyak 40% dalam rangka mengisi GAP output 1 target 1 yang masih belum tercapai. Hal itu wajib dipenuhi karena masuk dalam DMF pada PAM FMSRB. Sebelum tinjauan ke lapangan didahului melakukan kunjungan ke control room pengendalian banjir. Pada kesempatan tersebut TA Gender ADB mengingatkan kembali PPK agar staf operator control room merekrut perempuan.
Peninjauan Lapangan
Peninjauan lapangan dilaksanakan dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang meninjau lokasi disposal area dan pekerjaan konstruksi, dan kelompok yang mengikuti pertemuan dengan warga terkena dampak di Kantor Desa Waihoka. Kelompok konstruksi melakukan peninjauan ke disposal area di Kampus Universitas Patimura dan beberapa lokasi lainnya.
Peninjauan lokasi dilanjutkan ke lokasi pekerjaan konstruksi cek dam dan kolam retensi di Kampung Rinjani di Negeri Batumerah dan Waihoka. Karena cuaca hujan, peninjauan hanya bisa dilakukan di sisi kanan, di Kampung Rinjani di Desa Batumerah. Peninjauan dilakukan dengan menyusuri jalan rigid, di retaining wall kanan yang sudah dicor sampai lokasi drain inlet.

Jalan rigid dibangun kurang lebih 60 cm lebih rendah daripada puncak retaining wall. Dari jalan rigid bisa dilihat semua lokasi pekerjaan, di area kolam retensi, dari drop structure di titik paling hulu, pekerjaan angkur di secant pile, excavator yang melakukan penggalian tanah, beberapa spot retaining wall di sisi kiri yang belum tersambung, dan juga lubang collector drain di retaining wall kiri.
Sejajar dengan jalan rigid, ada saluran drainase yang mengarah ke pintu drain inlet dua gate, yang menjadi titik inlet drainase dari permukiman penduduk. Lebih ke hilir, dibangun lagi saluran drainase yang lebih rendah dari saluran drainase utama. Saluran drainase ini tidak bisa masuk ke pintu inlet yang dibangun, sehingga dibuatkan lubang di retaining wall.
Lokasi peninjauan kedua di Cek Dam Petra di lokasi CW4A. Kontraktor membangun retaining wall di kiri cek dam, sepanjang 60 meter. Di lokasi cek dam Petra 1 dan Petra 2, bisa dilihat ada masyarakat memanfaatkan air sungai untuk mencuci. Dengan mencermati bangunan cekdam di Petra belum ramah terhadap kelompok perempuan, anak apalagi kaum difabel. Tentunya harus dibuat alternatif pemecahan masalah karena sejak cek dam tersebut belum diperbaiki masyarakat sekitar sudah memanfaatkan air di area tersebut. Hal ini menjadi lesson learned dalam proyek sejenis ke depan.
Di tebing sisi kanan yang juga longsor, belum dimulai pekerjaan, dimana akan dikerjakan dengan hidrosheeding dengan tanaman vetiver. Peninjauan dilanjutkan ke Cek Dam Yakobus di anak Sungai Ahuru. Cek dam dalam kondisi bagus dan berfungsi, apron sisi hulu cek dam mulai terisi sedimen pasir, tapi ada warga yang mengambil pasir untuk bahan bangunan.
Rapat Koordinasi di Bappeda Provinsi Maluku
Rapat di Bappeda dilaksanakan di ruang rapat lantai 6 di Kantor Gubernur Provinsi Maluku. Rapat dimulai dengan penyampaian informasi tentang realisasi implementasi project FMSRB di Provinsi Malu dan Kota Ambon. Di provinsi Maluku ada beberapa pekerjaan, termasuk pembangunan retaining wall maupun konservasi lahan melalui tanaman multiguna di beberapa lokasi, termasuk di Cek Dam Petra dan Yakobus.

Di Kota Ambon, ada lebih banyak kegiatan, dari pembangunan saluran drainase, pembangunan retaining wall, pembuatan permanen air hujan, sumur repasan, lubang biopori, fasilitasi pembentukan dan penguatan kapasitas KMSB di 21 kelurahan/negeri.
Diskusi dilanjutkan dengan komitmen untuk SAP/LRP oleh pemerintah Kota Ambon. Tahun 2022 tidak ada alokasi anggaran untuk SAP, di APBD murni juga tidak ada. Sekretaris Bappeda menyampaikan bahwa alokasi anggaran sebesar 390 juta rupiah diusulkan di APBD Perubahan, yang akan dibahas mulai Agustus dan bisa diketahui hasilnya pada Oktober 2023.
ADB menyampaikan bahwa, kalau dianggaran perubahan tetap tidak ada alokasi anggaran untuk SAP, bisa dilakukan identifikasi kegiatan di beberapa OPD yang mempunyai program capacity building untuk masyarakat, bisa sebagain disesuaikan atau dialihkan dengan penerima manfaat keluarga terkena dampak dari pembangunan Cek Dam Rinjani.
Dinas Kehutanan Provinsi Maluku menyampaikan bahwa ada tanaman multiguna yang ditanam di Cek Dam Petra sudah tidak ada, dan berganti dengan retaining wall. Kalau di lokasi akan dibangun retaining wall seharusnya dikoordinasikan dengan Dinas Kehutanan, supaya dipindahkan. Perwakilan BWS Maluku yang datang terlambat, langsung melakukan koordinasi untuk selesaikan masalah tersebut dengan langkah awal minta dokumentasi untuk mengetahu lokasi tanaman yang sudah ditanam dan sekarang sudah tidak ada.
Peninjauan ke KMSB dan Rumah Longsor di Parapet Wall
Selesai rapat di Bappeda, rombongan ADB Mission melakukan kunjungan lapangan ke KSMB bersama tim CS06 dan TA Gender CS02, serta CS04 ke Desa Galala. Di KMSB bertemu dengan ibu Siska penggiat bank sampah dan warga sekitar penyetor sampah yang sudah dipilih dan dipilah untuk disetor dan dijual ke pengepul.
Setelah berbincang dengan ibu Siska dan warga sekitar dilanjutkan ke sekertariat KMSB Way Tua yang diketuai oleh Bapak Toni dengan sekertarisnya ibu Ati. KMSB masih berjalan dan sedang mengembangkan kerja sama dengan PLN. Dilanjutkan field visit ke tempat titik kumpul, tempat evakuasi dan shelter. Sementara itu, tim ADB yang lain ke lokasi rumah longsor di retaining wall di Desa Waihoka.