Kementerian PUPR menyelenggarakan rapat akhir pembahasan laporan Project Completion Report (PCR) di Hotel Fairmont Jakarta pada tanggal 26 September 2024. Rapat ini dihadiri oleh Ir. Achmad Zubaidi, M.Tech (Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Sungai dan Pantai, Kementerian PUPR), Ewin Sofian Winata (Deputi Direktur Pengairan dan Irigasi BAPPENAS), dan Helena Lawira (Project Officer ADB). Serta turut hadir perwakilan dari BBWSC3, BWSM, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kota Ambon, Tim Konsultan CS01, CS02, dan CS06.
Project Completion Report (PCR) adalah evaluasi kinerja proyek untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, dan belajar dari pengalaman operasional dalam merancang dan melaksanakan proyek-proyek pinjaman.
Pelajaran yang teridentifikasi dalam PCR diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan rancangan dan pelaksanaan proyek-proyek yang sedang berjalan dan yang akan datang.
Inovasi dan Metodologi penyusunan laporan PCR:
1. Pertemuan awal untuk penetapan arah dengan ADB dan PPK PIU.
2. Tinjauan laporan, studi, dan database.
3. FGD PCR secara tatap muka dan daring dengan pelaksana proyek.
4. Survei persepsi daring terhadap peserta proyek.
5. Presentasi untuk mendapatkan masukan baru dari pemangku kepentingan.
6. Pertemuan kecil dengan tim konsultan dan pelaksana.
7. Kunjungan lapangan ke lokasi sub-proyek dan wawancara dengan penerima manfaat.
Sementara itu, Project Preparatory Technical Assistance (PPTA) adalah salah satu layanan yang dilakukan oleh Bank Pembangunan Asia (ADB). Layanan ini melakukan kajian teknis, ekonomi, keuangan, dan sosial untuk mempersiapkan suatu proyek.
Hasil PPTA adalah meningkatkan kesiapsiagaan multi-lembaga untuk mengelola dan mengurangi banjir melalui pendekatan pengelolaan banjir terpadu di daerah aliran sungai yang dipilih dengan pelajaran yang dapat dengan mudah ditransfer ke daerah aliran sungai lainnya di seluruh Indonesia.
Secara garis besar intervensi yang dilakukan program FMSRB adalah pekerjaan fisik skala besar (large civil works), infrastruktur skala kecil (small-scale infrastructure), dan land management.
Perhitungan Pengurangan Risiko Banjir yang dicapai melalui FRM (Flood Risk Management):
Pengurangan Risiko Banjir adalah kondisi akhir proyek, di mana area dan rumah tangga mengalami penurunan tingkat banjir, hal ini mencakup:
1. Tingkat banjir yang lebih rendah di area pengaruh FRM.
2. Durasi banjir yang lebih pendek di area tersebut.
3. Frekuensi banjir yang lebih sedikit di area yang sama.
Pengurangan risiko banjir dari Pekerjaan Fisik skala besar dikerjakan oleh BBWSC3 Banten dan BWSM Maluku. Pengurangan risiko banjir dari sub-proyek CBFRM dikerjakan oleh MOHA CS06. Dan pengurangan risiko banjir dari sub-proyek Pengelolaan Lahan dikerjakan oleh MOA CS05, dan diasumsikan hanya mencapai 75% dari target (asumsi konservatif).
Hasil menunjukkan kondisi yang berbeda antara DAS 3Cis dan Ambon-Seram. Pekerjaan fisik melindungi rata-rata 0,64 rumah tangga per hektar di 3Cis, dibandingkan dengan 101 rumah tangga per hektar di Ambon-Seram.
Semua estimasi pengurangan risiko banjir diusulkan untuk divalidasi kembali oleh evaluasi ex-post facto 1-2 tahun setelah penyelesaian proyek (kerja sama antara BAPPENAS, Kementerian PUPR, dan ADB).